Pasangan mata uang USD/IDR melanjutkan penguatannya di 15.788, tampak berusaha menuju level 15.800 pada siang ini menjelang istirahat di jam perdagangan sesi Asia. Pasangan mata uang ini telah menguat 1,19% sejak Jumat pekan lalu, karena meningkatnya Dolar AS secara luas setelah meningkatnya risiko geopolitik di tengah memanasnya konflik di Timur Tengah.
Meskipun Indeks Dolar AS (DXY) terlihat tengah mengonsolidasikan penguatannya yang telah berlangsung sejak akhir September lalu di sekitar 104,32, tampaknya bias bullish masih berlaku. Namun saat ini, DXY berpotensi terkoreksi hingga ke 104 atau di bawahnya, karena Relative Strength Index (RSI) pada grafik harian tampak berada dalam kondisi jenuh beli.
Pergerakan Rupiah Indonesia terus dipengaruhi oleh faktor-faktor global yang mendukung Dolar AS. Data-data AS yang optimis pekan lalu telah mempertegas harapan akan pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih rendah. Selain itu, ketidakpastian terkait kondisi politik di AS, ketegangan di Timur Tengah, data Produk Domestik Bruto (PDB), Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi inti (Core Personal Consumption Expenditures/PCE Inti), dan Ketenagakerjaan termasuk Nonfarm Payrolls AS juga akan mengarahkan pergerakan pasangan mata uang USD/IDR pekan ini.
Menurut Yohay Elam, Analis Senior FXStreet, laporan PCE AS yang lemah akan menguntungkan bagi Harris, sementara angka yang tinggi akan mendukung Trump, karena kampanyenya berfokus pada inflasi. Kemudian dia melanjutkan bahwa, NFP AS yang lebih baik akan mendukung Dolar AS dan saham, sementara data yang lebih lemah akan mendorong Emas lebih tinggi.
Sejumlah data dari Amerika Serikat akan dirilis malam ini, di antaranya adalah Neraca Perdagangan Barang, Persediaan Perdagangan Besar, Indeks Harga Rumah FHFA, Kepercayaan Konsumen yang diukur oleh Conference Board, Lowongan Pekerjaan JOLT, dan laporan mingguan persediaan minyak mentah AS dari API.
BACA JUGA