Pasar valuta asing (forex) kembali bergejolak awal pekan ini, dengan Dolar Amerika Serikat (USD) mencatat penguatan signifikan terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Penguatan ini dipicu oleh spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan USD terhadap enam mata uang utama seperti Euro, Yen Jepang, dan Pound Inggris, melonjak ke level 106.3, naik 0.45% dalam 24 jam terakhir.
“Data inflasi terbaru dari AS menunjukkan bahwa tekanan harga masih membandel. Ini memicu ekspektasi bahwa The Fed belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat,” ujar analis pasar senior dari FXStreet, Michael Connelly.
EUR dan JPY Melemah, Sentimen Pasar Masih Wait and See
Di sisi lain, Euro (EUR) tergelincir ke level 1.0660 terhadap USD, terbebani oleh ketidakpastian politik pasca pemilu legislatif Prancis yang menghasilkan parlemen tergantung.
Sementara itu, Yen Jepang (JPY) kembali terdepresiasi hingga menyentuh level 159.40 per USD, mendekati level psikologis 160 yang menjadi perhatian Bank of Japan (BoJ). Pasar berspekulasi bahwa intervensi mata uang bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Peluang Trading Jangka Pendek: Fokus ke Data Ekonomi Pekan Ini
Para trader forex saat ini menantikan sejumlah data penting yang dirilis pekan ini, seperti:
-
Data PDB Kuartal II Inggris (GBP)
-
Laporan Inflasi Konsumen (CPI) Zona Euro
-
Pidato pejabat The Fed
Kondisi ini menciptakan peluang short-term trading yang tinggi volatilitas, terutama pada pair seperti USD/JPY, GBP/USD, dan EUR/USD.
Analis: Tetap Waspada Terhadap Koreksi dan Geopolitik
Beberapa analis memperingatkan bahwa penguatan Dolar yang terlalu cepat bisa memicu koreksi tajam apabila terjadi perubahan sentimen mendadak. Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan ketidakpastian di Asia Timur juga berpotensi mengguncang pasar mata uang global.
Kesimpulan: Trading Forex Tetap Menjanjikan, Tapi Perlu Strategi Cermat
Dengan ketidakpastian global yang tinggi dan dinamika suku bunga, trading forex di semester kedua 2025 diperkirakan akan tetap atraktif namun penuh tantangan. Trader disarankan untuk mengandalkan analisis teknikal dan fundamental, serta selalu memperhatikan manajemen risiko.
Link Terkait :